Monday, May 9, 2011

Sejarah Mode Indonesia



Sejarah Mode Indonesia

Seperti apakah wajah mode Indonesia dari masa ke masa? Anda dapat menyaksikannya dalam pameran sejarah mode Indonesia di acara Festival Mode Indonesia 2007 ini. Lewat jajaran manekin dalam balutan aneka busana, Anda dapat menyaksikan ringkasan sejarah mode Indonesia yang sarat warna.
Mode Indonesia sendiri baru benar-benar tercatat baik secara rupa, lisan, maupun tulisan, pada tahun '50-an, yang diawali dengan kehadiran seorang maestro dan pelopor perancang busana Indonesia, Peter Sie. Melalui tangan dan kreativitas pria kelahiran Bogor inilah, profesi perancang busana lahir dan menyemarakkan gaya berbusana wanita di era tersebut. Seperti teknologi, mode juga berkembang dan berpacu dengan jaman, melahirkan maestro-maestro baru yang siap mewarnai panggung mode tanah air. Pada tahun '60-an dan '70-an misalnya, muncul nama Non Kawilarang, Elsie Sunarya, dan Irie Supit. Tak lama kemudian, lahir perancang-perancang baru yang turut mengembangkan industri ini. Mereka antara lain adalah Iwan Tirta, Prajudi Admodirdjo, Arthur Tambunan, dan Harry Darsono.Untunglah sejarah tak pernah berhenti tercipta. Hadirnya ajang Lomba Perancang Mode yang diadakan oleh majalah femina pada tahun 1979, membuahkan generasi perancang busana baru yang tak terbendung. Dari ajang inilah lahir nama-nama yang akrab di telinga para pemerhati dan pencinta mode Indonesia: Samuel Wattimena, Edward Hutabarat, Chossy Latu, Itang Yunasz, Dandy Burhan, Stephanus Hamy, Widhi Budimulia, Carmanita, Naniek Rahmat, Taruna Kusmayadi, Tuty Cholid, Anne Rufaidah, Denny Wirawan, Ferry Sunarto, Sally Koeswanto, Priyo Oktaviano, Billy Tjong, dan masih banyak lagi. Masing-masing dari mereka tampil dengan konsep berbusana yang berbeda-beda dan membuat gaya berbusana wanita maupun pria Indonesia semakin bervariasi dan atraktif!


Tapi sejarah mode tentu tak akan sesemarak ini tanpa kehadiran perancang-perancang berbakat lain yang hadir dengan kreativitas dan keberanian berkarya tersendiri. Mereka antara lain adalah Ghea S. Panggabean, Valentino Napitupulu, Arthur Harland, Ramli, Biyan Wanaatmadja, Sebastian Gunawan, Didi Budiardjo, Adrian Gan, Eddy Betty, Ronald V. Gaghana, Deden Siswanto, Arantx Adi, dan masih banyak lagi.
Kini tak tercatat berapa jumlah perancang busana yang ada di Indonesia. Yang pasti, kehadiran mereka dengan karya-karya jenius serta ide-ide kreatif, siap membuat panggung mode Indonesia semakin meriah. Dan melalui pameran inilah kami ingin agar para pengunjung, pemerhati, serta pencinta mode tanah air dapat melihat secara langsung keragaman warna dan rasa yang pernah tercatat dalam sejarah mode Indonesia.
Tahun '50-an ditandai dengan gaya berbusana klasik yang elegan, yang populer dengan sebutan gaya New Look. tahun '60-an terasa lebih berwarna dan bervariasi. Selain gaya berbusana elegan dan chic ala Jackie O yang juga menyebar ke Indonesia, gaya ini juga dimeriahkan dengan gaya serba mini. Menjelang akhir '60-an, gaya serba mini ini berkolaborasi dengan motif-motif berani, yang kemudian di Indonesia dikenal dengan istilah A Go-go Look.
Mode di Tahun '70-an mode di Indonesia terlihat makin berwarna. Kehadiran perancang baru membuat nuansa warna yang sudah ada terlihat semakin kuat dan menarik. Tahun '70-an ini identik dengan gaya hippies serta gaya disco. Karena itulah gaya berbusana yang populer di era ini didominasi oleh celana bell bottom, kemeja pas badan dengan kerah super lebar, dan sebagainiya. Siluet untuk busana wanita sendiri masih banyak mengolah gaya mini serta potongan longgar.
karakter mereka masing-masing. Ada yang menampilkan gaya busana serba tumpuk beraura vintage, ada yang bergaya maskulin, bergaya cantik, terkesan mewah dan elegan hingga yang beragaya unik.  di masa itu sangat terpengaruh dengan gaya ini, sehingga gaya berbusana yang ada pun cenderung berukuran besar '90-an hingga sekarang adalah masa di mana gaya individual terlihat semakin berani bersuara. Tak heran jika di era ini, para perancang busana berbakat yang jumlahnya semakin banyak hadir dengan keunikan sendiri yang mencerminkan  Tahun '80-an adalah era 'powerful women'. Sesuai dengan era tersebut, di masa ini bermunculan busana dengan siluet serta besar, seperti padding yang menonjol di bagian bahu, siluet busana yang besar dan cenderung longgar. Permaian detail dan aksen berukuran besar (seperti kancing-kancing misalnya), serta paduan warna kontras. Perancang Indonesia
www.gunadarma.ac.id

No comments:

Post a Comment